Tuesday, May 21, 2013

HUNTER X HUNTER 189

Kaito dan kawan-kawan ingin memasuki
perbatasan yg berbentuk dua pohon yg
besar dan dibawahnya mengalir sungai
yg besar.
Dua orang penjaga menghampiri
mereka.
“Tolong beritahu tujuan anda
berkunjung.” Pinta penjaga perbatasan.
“Bisnis.” Ucap Kaito sambil
menunjukkan kartu Lisensi, “Kami
adalah hunter. Kami punya alasan untuk
percaya kalau spesies yang sudah
dikarantina telah kabur ke pulaumu.”
Lanjutnya.
“Kemari.” Penjaga menyuruh mereka
masuk ke perbatasan yg berbentuk
rumah pohon.
Dan didalam rumah pohon itu orang-
orang bekerja menggunakan komputer.
“Hei, kalian punya komputer di sini.”
Ucap Killua terkejut.
“Itu karena kita masih di luar dari
perbatasan NGL.
Mereka digunakan untuk hubungan
diplomatik dan pertukaran informasi.”
Jelas penjaga.
“Apa anda punya peralatan sama
dipasang di dalam NGL?” Tanya Kaito.
“Sama sekali tidak.
Tidak ada mesin seperti ini di NGL.
Tentu saja, pengunjung seperti kalian
tidak diizinkan untuk membawa benda
asing dari luar. Misalnya... Emas, Fosil,
bahan bakar minyak, dan produk yang
diproses lainnya yang kami anggap tidak
alami harus ditinggalkan disini sebelum
anda masuk ke NGL.” Jelas penjaga.
“A... A... A... Apa kacamata termasuk?”
Tanya Lin sambil menunjukkan kacamata
miliknya.
“Ya.
Pakaian, sabuk, sepatu, dan bahkan
celana dalam yang mengandung bahan
sintetis atau logam harus dilepas
sebelum anda diperbolehkan untuk
masuk.” Jelas penjaga.
“Anda bercanda? Anda tidak berharap
kalau kami harus masuk dengan
telanjang 'kan!?” Ucap Spin.
“Jangan khawatir. Kami punya pilihan
pakain alami yang bisa anda pilih di
atas.” Jelas penjaga sambil
menunjukkan toko pakaian untuk masuk
ke NGL, “Dan lagi, kalau anda punya
benda seperti logam, emas atau silver
yang ditanam di tubuhmu atau barang
silikon. Karena kami tidak bisa meminta
anda meninggalkan benda ini, kami
melarang anda untuk masuk.”
“Jadi hanya kita berlima?
Bagaimana kalau kalian menunggu kami
di kota terdekat? Kami akan kembali
dalam 2 minggu untuk menghubungi
kalian.” Ucap Kaito.
“Roger.” Sahut Spin.
Diantara mereka hanya Kaito, Gon,
Killua, Stick, dan Podongo yg
diperbolehkan masuk, sementara
Banana, Spin, Monta dan Lin tidak
diijinkan masuk ke NGL.
Setelah mengenakan pakaian alami,
mereka berlima memasuki ruang scan.
“Tolong ikuti saya ke ruang inspeksi.
Setelah pemeriksaan seluruh tubuh dan
pertanyaan singkat dan sesi jawaban,
anda akan melalui proses pengecekan
X-ray untuk melihat apa ada benda-
benda seperti benda logam di tubuh
anda. Ini akan diikuti dengan scan
ultrasound untuk menyelesaikan
inspeksi.” Jelas penjaga wanita kepada
5 orang yg diijinkan masuk.
“Proses yang ekstensif.” Gerutu Kaito.
“Kami pernah mengalami masalah dulu
di mana orang menyembunyikan banyak
senjata seperti pistol di dalam tubuh
mereka.
Ada juga kasus di mana orang
menyembunyikan kamera dan hp di
dalam dubur mereka. Dan pernah
terjadi di mana orang yang melatih
binatang untuk membawa laptop dari
luar NGL setelah dia masuk.” Jelas
penjaga.
Mereka satu-persatu masuk keruang
pengecekan benda logam.
“Terima kasih atas kerja sama anda.
Kami menghargai kesabaran anda.
Silahkan ke sini.
Selamat datang di NGL.” Ucap penjaga
sambil menunjukkan pintu masuk.
“Baiklah.
Mari kita bekerja.” Ucap Kaito.
Mereka berlima segera melakukan
pencarian makhluk asing di daerah NGL,
mereka memasuki wilayah padang
gurun yg luas.
Lalu petugas rental kuda menghampiri
mereka.
“Selamat datang! 12,000 Jenny untuk
meminjam kuda sehari.
Kalau ada kejadian di mana kuda jadi
terluka, biaya penggantinya 5,000,000
Jenny.” Jelas wanita penjaga rental
kuda.
Akhirnya mereka berlima menyewa
kuda dan segera berkeliling dan
melakukan pelacakan dengan
mewawancarai penduduk sekitar.
“Masih belum ada laporan tentang
penglihatan serangga besar. Tapi, walau
seorang penduduk melihatnya, aku
merasa orang yang tinggal di sini nggak
akan terlalu mempedulikannya.
Bahkan jika mereka diserang dan
dimakan predator, orang-orang di sini
hanya akan menganggapnya sebagai
bagian dari siklus alami.” Ucap Kaito.
“Baiklah, kita mulai dari pemukiman di
garis pantai. Kalau kita nggak bisa
mendapat informasi setelah kita jelajahi
semua wilayah, mungkin nggak ada di
sini.” Ucap Gon sambil mengeluarkan
peta.
“Dan itu berasumsi kalau para
penduduk akan mengatakan yang
sebenarnya pada kita.” Ucap Killua,
“Mereka bilang mereka di sini untuk
membantu kita berkomunikasi dengan
penduduk lokal, tapi tampaknya mereka
di sini untuk mengawasi kita.”
Lanjutnya sambil mengawasi dua orang
yg mengikuti mereka.
“Tidak apa. Aku memang nggak
berharap bantuan dari orang-orang ini.
Intuisiku mengatakan
"Di sini".” Ucap Kaito.
@[27342504943028 3:]
Sementara itu ditempat lain, terlihat
seorang penduduk NGL marah kepada
makhluk chimera berbentuk koala.
“Kau lebih baik nggak bergerak dari
sana, karena aku nggak mau
bertanggung jawab kalau kau
terbunuh.” Ucap monster koala.
“Dasar makhluk rendahan, berani sekali
kau memerintah manusia?!” Teriak
seorang yg berbadan gemuk dan
membawa batang pohon.
“Makhluk rendahan? Manusia? Aku
nggak ngerti.
Apa perbedaan antara kau dan aku.”
Ucap monster koala.
“Tutup mulutmu!!” Teriak pria gemuk
lalu memukulkan batang pohon yg
dibawanya.
Namun monster koala dapat
menghindar dan meremukkan batang
pohon tersebut.
“Ya ampun.
Apa orang tuamu tidak mengajarimu
untuk sopan dan menjawab kalau ada
yang bertanya? Pria tua yang nggak
punya harapan.” Ucap monster koala
lalu memukul kepala pria tua itu hingga
berdarah, “Kembalilah jadi orang yang
lebih baik di kehidupan selanjutnya.”
Lanjutnya.
“Ah Ah, kau membunuhnya?” Ucap
seseorang yg bersembunyi dibalik
bebatuan.
Terlihat makhluk chimera berbentuk
Bunglon yg menyamar menjadi
bebatuan.
“Kita nggak bisa memelihara tubuh
orang mati, 'kan?” Ucap monster
Bunglon.
“Hmm. Nggak apa-apa selama kita
membuatnya jadi bakso daging dan
memberikannya pada yang mulia hari
itu juga.
Tipe manusia seperti ini membuatku
sebal.
Mereka nggak tahu tempat mereka.”
Ucap monster Koala.
“Tapi mereka bisa jadi lucu saat mereka
mencoba untuk kabur.” Sahut monster
Bunglon.
“Eh? Bukannya kau menyerang anak
kecil yang menangis dari belakang saat
ia melarikan diri?
Kalau kau menyerahkannya padaku, aku
bisa menangkap mangsa tanpa
membuat masalah.” Ucap Koala.
“Saat kau bilang "Kau lebih baik nggak
bergerak dari sana", kau bicara padaku
'kan? Pada atasanmu, seorang
komandan divisa, ya?” Sela Bunglon.
“.......” Koala hanya terdiam.
“Jangan terlalu sombong. Nggak semua
orang sabar sepertiku.
Dan kalau kau suka membunuh, kenapa
kau nggak coba regu pengiriman
makanan?”
“Kau nggak punya harapan.”
Beralih ke sarang chimera, mereka
membuat sarang di pegunungan. Dan
didalamnya banya chimera-chimera
sedang menetaskan telurnya, dan dijaga
ketat oleh makhluk chimera singa dan
gagak.
“Pasukan kita dibunuh?”
“Ya, satu dari reguku. Dan kurasa tiga
dari regu Zazan.”
“Kau yakin?”
“Yah, sinyal dari bawahanku sudah
hilang, dan dia masih belum kembali.
Tapi kami menemukan tubuh bawahan
Zazan.”
“Itu kelihatan seperi sesuatu
menembus tulang mereka.”
“Apa? Bagaimana bisa?”
“Mana aku tahu. Mungkin senjata
manusia.”
“...Di mana tubuhnya?”
“Peggy sedang menginspeksi mereka di
atas.”
Lalu chimera singa dan gagak menuju ke
atas untuk memeriksa pasukan mereka
yg mati.
“Yang ini dibunuh dengan pistol.
Dalam kasus ini sangat jelas, karena
pelurunya masih ada di dalam tubuhnya.
Tapi aku nggak yakin dengan satu yang
di sana.” Jelas Peggi makhluk chimera
burung hantu.
“Kepalanya juga hancur.” Ucap chimera
singa.
“Ya, tapi bukan dengan pistol.
Kami mencoba menyatukan bagian yang
bisa kami dapat dari saksi.
Tapi para anak buah ini kurang
kemampuan berkomunikasinya jadi sulit
untuk mengerti mereka.
Mereka bilang manusia memiliki sikap
menembak seperti ini.” Jelas Peggy
sambil memperagakan cara manusia
menembak menggunakan tangan
kosong, “Dan walau nggak ada peluru
yang ditembakan, kepalanya tetap
hancur.” Lanjutnya.
“Di antara anak buah, ada yang bisa
"merasakan" dengan indera mereka
daripada "melihat" dengan mata
mereka 'kan?” Ucap chimera gagak.
“Ya, dan tipe seperti itu sudah
memastikan kalau mereka merasa
seperti sesuatu sudah ditembakkan.
Tampaknya ada manusia yang memiliki
kekuatan yang kita nggak punya.” Ucap
Peggy.
“Hmm.
Karena kita sudah diberi sifat manusia,
kita nanti juga bisa menggunakannya.
Selama itu kekuatan manusia.
Jadi, nggak perlu khawatir.”
“...Tampaknya kau belum mengerti.
Kekuatan manusia datang dari keahlian
mereka untuk belajar dan beradaptasi
dengan cepat.
Jika mereka mempelajari kalau Ratu
adalah "titik lemah" kita, mereka akan
melakukan segalanya dengan kekuatan
mereka untuk membunuhnya.
Uh...” Jelas Peggy.
“Kaulah yang nggak ngerti.
Justru itu alasan kenapa kita punya
kekuatan untuk melindunginya. Apa aku
salah?”
“Er... Kau benar.” Sahut Peggy, “Aku
harus melindunginya.” Lanjutnya dalam
hati.
“Aku akan melindungi
Reina.” Ucap chimera gagak.
“......?
Reina?” Tanya Peggy.
“Reina? Siapa itu?” Ucap gagak balik
tanya.
“Tidak, Barusan kau mengatakannya.”
Ucap Peggy.
“Aku? Apa yang kau bicarakan?
Kau pasti salah dengar.” Ucap

No comments:

Post a Comment