Sunday, February 3, 2013

Rahasia Dibalik Waktu Shalat

Rahasia Dibalik Waktu Shalat

Apabila filosofi waktu shalat itu bisa kita maknai dan kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, insya Allah kita akan menjadi orang yang terpelihara dari keburukan, dan akan sukses dalam kehidupan.

Hal yang menyebabkan shalat belum banyak membawa pengaruh adalah karena spirit of shalat belum diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Kita harus melakukan suatu perenungan dan penerjemahan ulang dari makna shalat itu sendiri. Mengapa shalat fardhu dilaksanakan lima kali dan dalam pos waktu yang berbeda?


Shalat Shubuh yang dikerjakan sekitar jam setengah lima pagi, mengandung indikasi bahwa kita harus memulai aktivitas sepagi mungkin dan tidak boleh bermalas-malasan. Setiap shalat selalu pula diawali ucapan takbir. Itu pun mengandung indikasi bahwa kita harus membuka hari dengan takbir. Jangan ada kata-kata lain yang diucapkan sebelum takbir. Dengan dibukanya hari kita dengan Allahu Akbar, insya Allah hari kita menjadi berkah. Nilai filosofis shalat Shubuh sangat berkaitan erat dengan dunia kerja. Dengan shalat Shubuh, kita harus ke pasar sepagi mungkin, ke kantor tidak akan terlambat, dan ke jalan tidak akan terlalu macet. Ini mengandung arti pula bahwa kita harus menjadi yang terdepan dan yang pertama; we have to be the first.


Kedua adalah shalat Dzuhur. Waktu shalat Dzuhur merupakan waktu puncak dalam beraktivitas. Melalui shalat Dzuhur kita diingatkan kembali kepada Allah yang membagikan rezeki. Hikmah shalat Dzuhur di tengah pasar adalah Allah akan menggerakan hati manusia untuk menjatuhkan pilihannya kepada kita yang berjualan.


Memasuki sore hari, kita berjumpa dengan shalat Ashar. Pada saat inilah kita mulai menghitung untung rugi, dan kadangkala hati kita mulai bimbang, konsentrasi hilang, dan rasa lelah mulai menyerang. Di sinilah kita harus kembali membesarkan Allah lewat shalat Ashar. Hikmahnya dalam mengevaluasi hasil, kita harus selalu ingat pada Allah. Kalau untung kita harus bersyukur, dan kalau rugi kita sabar. Harus diingat pula kita harus menghitung, apakah ada hak orang lain yang terambil.


Berikutnya adalah shalat Maghrib. Dalam shalat Maghrib terdapat pengejawantahan nilai sosial dari shalat, yaitu kita harus konsen kepada keluarga. Shalat Maghrib berjamaah itu sangat baik untuk mendekatkan hubungan kita dengan keluarga.


Yang kelima adalah shalat Isya, sebagai shalat terakhir menjelang kita tidur. Di sini kita harus membesarkan dan mengagungkan Allah Swt. Hikmahnya we must closing our day with Allahu Akbar. Kita harus membuka dan menutup hari dengan kalimat takbir.

Apabila semua itu bisa kita maknai dan kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, insya Allah kita akan menjadi orang yang terpelihara dari keburukan, dan akan sukses dalam kehidupan.

No comments:

Post a Comment