Tips Mengejar Mimpi Meraih Kesuksesan - Stop Dreaming, Start Driving! |
Kalau anda mimpi ingin punya BMW, namun apa daya uang tak cukup, maka mulailah mengkreditnya agar anda dapat segera mencicipi nikmatnya naik BMW, begitulah iklan mobil itu membujuk anda. Just do it, kalau kata Nike (nike sepatu, bukan nike ardila almarhumah!). Saya tidak bermaksud mengiklankan BMW, tapi Title dari Iklan BMW di Harian Kompas 2 Desember 2008, berbunyi: "Stop Dreaming, Start Driving!" memang layak untuk dijadikan petuah. Ini adalah pernyataan pengingat, kalau tidak bisa disebut sebagai teguran, agar kita selalu bertindak seimbang dan proporsional. Memberikan alokasi yang adil (namun tidak berarti harus sama bagiannya) antara bermimpi dan bertindak. Bermimpi memang penting, tetapi bertindak lebih penting lagi. Karena apa yang ada dalam mimpi, hanya bisa diraih dengan tindakan. Oleh karena itu, segeralah selesaikan mimpi anda yang ada diawang-awang, lalu bangun dan mulailah berbuat di dunia realitas. Sejatinya, tindakan andalah yang akan mendekatkan kesenjangan antara tataran realitas (atau kenyataan), dengan tataran mimpi (atau angan-angan). Semakin ekstensif dan intensif anda bertindak, maka akan semakin dekatlah jarak antara realitas dan mimpi. Jadi janganlah mengendurkan tempo kerja dalam mengeksekusi tindakan, rangkaian tindakan, dan strategi anda dalam menggapai mimpi. Dalam tempo kerja, anda harus mengatur kecepatan (speed) dan kekuatan (endurance), agar segera terjadi coitus legal formal (yang tidak interuptus) antara mimpi dan realitas. Eiiit…, jangan mikir negatif dulu! Maksudnya disini adalah mimpi dan realitas itu menjadi bersatu sehingga mampu beranak-pinak menghasilkan mimpi-mimpi baru dan tindakan-tindakan baru yang lebih produktif. Hal ini mungkin terjadi, karena hasil pembelajaran dan kesuksesan dari proses sebelumnya akan mendorong kita untuk mengulangi dan mendapatkan kembali kesuksesan yang pernah diraih. Kondisi ini sangat manuasiawi, karena manusia memang tidak pernah merasa puas. Dikasih hati, minta jantung. Dikasih satu juta, minta satu milyard. Dikasih lima tahun berkuasa, minta 32 tahun. Dikasih SMA, minta S3. Dikasih Minah, minta Dian Sastro. Dikasih Paijo, minta Brad Pitt. Dst…dst… Namanya juga manusia…………..bukan malaikat! Malah ada yang lebih aneh, udah mau dikasih eksekutif mapan, eeh malah milih tukang cendol dekil…., anti klimaks boo, downward spiral! Mengapa mimpi penting dan harus diberi porsi untuk dilakukan? Karena mimpi adalah representasi dari kebebasan. Mimpi itumerupakan arena ekspresi yang bebas norma, dan bebas nilai, bahkan anda tidak perlu tahu, anda berada dimana pada saat anda bermimpi. Tidak ada pagar, tidak ada tembok, tidak ada aturan, dan tidak ada kendala keterbatasan sumber daya. Ketika anda masih anak-anak anda dapat menyatakan cita-cita anda seenak udelmu dhewe (as delicious as your belly button….kata si paijo). Anda bebas menyatakan ingin menjadi presiden, astronot, atau apapun, tanpa peduli dengan keterbatasan anda. Itulah kegunaannya mimpi, anda dapat menentukan strategic objective anda sesuai dengan ekspektasi anda. Kenapa harus sesuai dengan ekspektasi anda? Gunanya agar motivasi anda terpicu dan bergulir dengan kecepatan maksimum, tanpa anda perlu menegak Viagra. Jadi anda bisa bayangkan lemahnya keinginan meraih tujuan yang tidak sesuai dengan ekspektasi anda. Mana mau anda naik Timor, kalau anda memimpikan BWM. Mana mau anda pergi ke Tasikmalaya, kalau anda memimpikan Vienna. Mana mau anda menyantap getuk lindri, kalau anda memimpikan burger bakar dago. Namun tetap harus diingat bahwa dalam siklus manajemen, penetapan strategic objective merupakan salah satu elemen dalam tahapan perencanaan saja. Anda tidak bisa hanya menetapkan tujuannya saja, itu namanya half wit. Hal lain yang harus anda lakukan adalah merumuskan langkah-langkah tindakan untuk mencapai strategic objective. Lalu mengeksekusinya pada tahapan implementasi, dan mengendalikannya pada tahapan control. Pada saat eksekusi itulah, anda masuk kedalam kondisi "start driving". Mulai menikmati perjalanan dalam rangka mencapai tujuan. Mulai harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang prima untuk memainkan pedal gas, rem, kopling (karena nggak otomatik), dikombinasikan dengan mengendalikan stir, berbekal pandangan lurus kedepan, sambil sesekali melihat kaca spion samping & spion belakang (ini nulis artikel atau diktat kursus stir mobil…….hahaha). "Start Driving" juga mengingatkan pada kita bahwa sesuatu itu tidak ada yang "ujug-ujug". Segala sesuatu itu akan melalui proses. Untuk mendapatkan kecepatan 160 km/jam, anda harus melalui beberapa tahapan dan mengkonsumsi sekian menit waktu. Pada dasarnya tidak sesuatu yang secara "suddenly" jatuh dari langit atau dari UFO seperti Mr.Bean yang tiba-tiba di tengah jalan, tanpa jelas asal usulnya. Proses adalah fungsi dari waktu, jadi untuk mencapai sesuatu itu ada kebutuhan waktunya. Dan pada umumnya, hasil yang baik diperoleh dengan proses yang lama, bukan proses yang instant. Jadi pada saat start driving, pada hakekatnya anda memiliki kesempatan untuk melakukan penyesuaian, karena anda berpijak pada dunia nyata dan realitas. Jika langkah-langkah tindakan terasa sulit, anda bisa merevisinya. Jika tujuan terasa jauh, andapun dapat memindahkan tujuan anda ke koordinat yang lebih sesuai dengan kekuatan anda. Jadi pragmatisme dapat saja muncul untuk mengkoreksi idealisme, ketika anda mulai melangkah. Kalau angsuran kredit BMW, Harrier, atau Odissey anda, dirasakan mencekik leher anda, kenapa tidak membeli cash Timor Seken saja….hahahaha. Daripada gaya tapi riweuh, lebih baik sederhana tapi tenang. Itulah gunanya start driving, rasionalitas akan berusaha mengkoreksi mimpi indah anda. Kalau baru daftar jadi Caleg saja, anda harus keluar duit puluhan juta rupiah, ya mendingan mengabdi jadi RT saja. Pilihan itu tidak kalah mulianya, jika anda berhasil menciptakan lingkungan RT yang gemah ripah rapih repeh, daripada jadi Caleg yang bergelimang KKN dan mencemaskan rakyat. Daripada jadi raja yang zhalim, lebih baik jadi ponggawa yang sholeh. (tapi tentu saja pilihan yang paling mantabb adalah menjadi raja yang sholeh) Jadi apa yang harus anda lakukan, agar start driving anda akan membawa anda pada "happy ending achievement". Prinsip manajemen mangajarkan pada kita beberapa hal, antara lain:
Difficult, Yes. Impossible, No Statement ini, saya dapatkan ketika melihat iklan perusahaan minyak SHELL di majalah Fortune edisi november 24,2008 yang lalu. Ini pernyataan yang hanya terdiri dari 4 kata, tetapi sangat inspiring, mengajarkan pada kita untuk tidak cengeng dan lembek dalam menggapai cita-cita dan keinginan. Ini suatu pernyataan bertuah yang tidak diciptakan begitu saja oleh orang-orang shell, tetapi merupakan kesimpulan atas akumulasi pengalaman mereka selama 50 tahun yang lalu mencari ladang-ladang minyak di Kanada. Menemukan cadangan minyak di dalam perut bumi dan mengeksplorasinya untuk kemaslahatan serta kesejahteraan hidup masyarakat dunia memang bukan pekerjaan mudah. Investasi berupa uang, tenaga, dan waktu bisa hilang begitu saja manakala mereka salah melakukan pengeboran (Bakrie yang berharap dapat harta karun minyak, malah ketiban lumpur, apa nggak sial tuh….). Namun 5 dekade kemudian, keuletan orang-orang SHELL pada akhirnya memberikan hasil, pada saat ini Kanada sudah menjadi penghasil minyak global, mampu mengjungkirbalikan dominasi OPEC yang berupaya membentuk kartel dan mempolitisir minyak bumi. Makna dari "difficult, yes. Impossible, no.’ adalah tidak ada yang tidak mungkin jika segalanya diupayakan secara serius. Berbagai kesulitan memang akan menghadang dan menghalangi upaya kita mencapai tujuan dan keinginan, namun tidak berarti tidak bisa diatasi. Tidak ada alasan untuk putus asa, apalagi untuk bunuh diri! Terlalu bodoh itu……. Meskipun akan ada berbagai macam pengorbanan, akan tetapi itulah trade off yang harus dipertukarkan atas kesuksesan yang akan diperoleh. No free lunch!, semua harus dipertukarkan dengan usaha dan kerja keras, dan tentu saja harus dalam atmosfir doa dan munajat kepada sang pencipta. Pahala atau rewards tidak datang begitu saja, tetapi harus dipertukarkan dengan kerja keras dan kompetisi. Begitulah hidup, seperti mendaki puncak gunung. Anda tidak dapat menancapkan bendera penakluk dalam keadaan segar bugar tanpa kelelahan. Ada energi yang harus dipertukarkan. Ep=m.g.h, itu rumus fisikanya. Kalau energi tidak cukup, anda perlu mencari route yang tepat dan sesuai dengan kakuatan dan kelemahan anda. Anda tidak bisa mendaki terus, kadang-kadang perlu istirahat sejenak untuk mengumpulkan kekuatan dan berhitung mengenai kecukupan perbekalan. Anda harus melewati kondisi khawatir, cemas, dan ancaman akan kegagalan. Ini adalah bagian dari dinamika perjalanan (ingat untuk mencapai surga saja, anda akan melintasi jembatan syirotol mustaqim yang lebarnya hanya selebar rambut dibagi tujuh, apa nggak keder tuh…). Namun dengan berbekal visi, kesungguhan, dan mental yang kuat, serta percaya akan adanya bantuan dan pertolongan dari yang maha kuasa maka puncak gunung setinggi apapun, selama itu ada di muka bumi, tetap saja sangat mungkin untuk ditaklukan. Hal lain, yang harus anda sadari dari adanya pernyataan "difficult, yes. Impossible, no’ bahwa jangan sekali-kali meremehkan imajinasi dan mimpi. Karena bisa saja tarikan awal yang akan memprovokasi seseorang untuk menggerakan langkahnya yang pertama kali, adalah imajinasi dan mimpinya itu. Kalau punya mimpi, tidak perlu Reg spasi Primbon dan kirim ke 8997, karena anda lahir pada slasa kliwon. Tapi segeralah rumuskan langkah-langkah rasional untuk mewujudkannya. Kalau langkah pertama sudah dibuat, pekerjaan selanjutnya adalah tinggal merencanakan dan melaksanakan langkah-langkah berikutnya. Jika langkah pertama sudah dibuat, minimal anda sudah melakukan warming up, yang dapat dijadikan sebagai modal untuk gerakan dan langkah berikutnya yang lebih luwes dan efektif. Mimpi dan imajinasi, semuluk apapun masih mungkin untuk diwujudkan. "Why Not?’ itu adalah kalimat motivator yang diajarkan oleh Edward de Bono, jika anda menghadapi orang yang menyangsikan keinginan anda untuk menggapai mimpi dan imajinasi anda. Memang akan difficult, tapi tidak impossible! Camkan baik-baik……..hahahaha Lalu apa yang perlu dijadikan bekal, agar dalam menghadapi berbagai kesulitan, anda berada dalam kondisi "tegar beriman’ (tapi ini bukan kepanjangan dari "tetap segar berkat istri teman’). Ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian:
Ok, selamat bersusah payah mewujudkan mimpi dan keinginan, semuanya serba mungkin kok!. Yang tidak mungkin adalah hanya memakan kepala sendiri (sekreatif apapun, kayanya ga mungkin deh orang bisa memakan kepalanya sendiri… |
Add caption |
No comments:
Post a Comment